DOHA – Pada Selasa, 10 September 2025, Israel melancarkan serangan udara terhadap kompleks bangunan yang dihuni para pemimpin Hamas di Ibu Kota Qatar, Doha. Qatar menjadi negara ketujuh yang diserang militer Israel dalam kurun waktu 72 jam terakhir dan merupakan korban terbaru setelah serangan-serangan sebelumnya di lima negara Arab lainnya.
Serangan tersebut terjadi di tengah berlangsungnya pertemuan yang membahas gencatan senjata yang diusulkan oleh Amerika Serikat untuk wilayah Gaza. Serangan udara ini mengakibatkan enam korban meninggal dunia, antara lain putra dari pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, direktur kantor al-Hayya, tiga pengawal, dan seorang petugas keamanan Qatar. Meskipun ada korban jiwa, para pemimpin puncak Hamas dikabarkan selamat.
Selain Qatar, beberapa negara Arab lain yang diserang Israel dalam tiga hari terakhir meliputi Palestina, Lebanon, Tunisia, Suriah, dan Yaman. Serangan dimulai pada hari Senin (8/9/2025) di Gaza, Palestina, yang telah menewaskan sedikitnya 150 orang dan melukai lebih dari 540 lainnya karena pemboman yang bertubi-tubi. Misalnya, pada Senin saja, 67 orang tewas dan rumah sakit menerima 320 kasus luka-luka, dengan 14 di antaranya meninggal saat mencari pertolongan.
Di Lebanon, pada hari Senin juga, pesawat tempur Israel menyerang distrik Bekaa dan Hermel di Lebanon Timur, menewaskan minimal lima orang. Militer Israel mengklaim sasaran serangan adalah depot senjata dan fasilitas militer milik Hizbullah, namun klaim ini belum diverifikasi independen dan belum ada tanggapan dari pihak Hizbullah.
Sejak awal tahun 2025, serangan militer Israel juga telah menyasar berbagai negara lain, termasuk Iran dan Tunisia. Konflik yang terus berlanjut ini berdampak besar terhadap stabilitas kawasan dan menimbulkan korban jiwa di berbagai negara terkait.
Sumber informasi ini berasal dari laporan Porostimur.com dan Kompas.com dengan data yang dikompilasi per tanggal 11 September 2025.
